Layanan Inovasi LDR Sama Gusdur, Mudahkan Pengunjung Saat Mendesak, Emergency dan Kontigensi
BOGOR – Lapas Narkotika Kelas IIA Gunung Sindur menyediakan layanan inovasi LDR sama GUSDUR (Layanan Darurat Siang Malam Lapas Narkotika Gunung Sindur), sebagai sarana yang dapat menjawab segala pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat atau pengunjung seperti mendesak, emergency dan kontigensi yang belum bisa teratasi, Jum’at (15/11).
Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Gunung Sindur Dedy Cahyadi menyampaikan layanan inovasi LDR Sama Gusdur diluncurkan hasil identifikasi risiko karena masih adanya masyarakat sulit mendapatkan informasi yang sifatnya emergency diluar jam kerja / jam layanan.
“Layanan Inovasi LDR Sama Gusdur merupakan hasil identifikasi risiko dimana masih terdapat masyarakat yang belum terlayani karena belum mengetahui jam pelayanan, Tidak memiliki sarana komunikasi seperti HP dan susah mendapatkan jaringan internet serta masih adanya hal-hal yang bersifat darurat serta kontigensi lainnya,” ujarnya.
Kalapas berharap dengan layanan LDR Sama Gusdur ini dapat meningkatkan kepuasan masyarakat melalui pelayanan darurat yang responsif, efisien, dan berkualitas. memperkuat hubungan dengan masyarakat dan memberikan rasa aman serta perlindungan yang lebih baik, harapnya.
Adapun Layanan LDR Sama Gusdur di syaratkan bagi masyarakat / pengunjung yang baru pertama kali datang ke Lapas, Layanan Kunjungan Virtual dan Video Call, Pengiriman makanan dan barang, khusus untuk Warga Binaan yang berada di sel isolasi mapenaling, 1 kali pengiriman untuk 1 orang warga binaan dan 1 nama keluarga baik orang tua, wali atau saudara. Dan Penitipan makanan dan barang sampai jam 17.00 WIB, jelasnya.
Jika masyarakat mengirim makanan, tetap diperiksa secara selektif (diutamakan makanan yang tidak basi) untuk memilih makanan yang akan dikirim ke warga binaan. Jika Pengiriman makanan dan barang lewat jam 17.00 WIB, dilakukan hari selanjutnya atau saat hari layanan dengan catatan pengguna layanan tersebut tetap diberi edukasi terkait layanan di Lapas. Jika keadaan emergensi, keluarga tahanan atau napi mengirim obat tetap melalui rekomendasi petugas klinik, pungkasnya.